Rapuhnya Ikatan Sosial
Tingginya jumlah kerusuhan massa di tanah air merupakan cermin buruknya kehidupan sosial masyarakat. Ikatan antar anggaota masyarakat amat rapuh dan sikap menghormati antar sesama amat rendah. Warga bahkan para pemuda sekarang mudah dan gampang tersulut amarahnya, bahkan tidak segan - segan melakukan anarkisme bahkan pembunuhan. Masalah sepele saja bisa memicu konflik antar warga atau antar golongan pemuda. Saling ejek, saling senggol, bahkan masalah perempuan bisa menyulut bentrokan, dan akhirnya berujung tragis.
Seiring pecahnya konflik massa itu menunjukkan bahwa kohesi sosial yang diperlukan dalam integrasi sosial itu tidak terjadi. Artinya, di tengah - tengah masyarakat terjadi disintegrasi sosial. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa nilai - nilai dan sistem sekuler kapitalisme demokrasi yang eksis saat ini telah gagal melebur masyarakat dan membangun integrasi sosial.
Bukan Dominasi Isu Agama
Dari fakta berbagai kerusuhan dan konflik massa yang terjadi, berikut faktor pemicunya ternyata bukanlah didominasi isu agama. Bisa dikatakan isu agama amat jarang menjadi pemicu konflik. Fakta yang ada menunjukkan faktor agama lebih sering dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
Konflik yang terjadi justru kebanyakan disebabkan faktor lain selain faktor agama. Faktor solidaritas kelompok secara buta, premanisme, kepentingan politik atau ekonomi, ketidak adilan, perasaan terpinggirkan, ketimpangan ekonomi, dll, kerap menjadi pemicu meletusnya bentrok massa. Premanisme termasuk fakto yang sering menjdai pemicu perjalinan dengan kepentingan ekonomi, perebutan wilayah, seperti berebut lahan parkir, dsb. Keterlibatan para preman hampir saja selalu tercium dalam setiap kerusuhan dan bentrokan yang terjadi.
Faktor lain adalah faktor depresi karena tingginya tekanan hidup akibat himpitan ekonomi. Begitu pula adanya kesenjangan ekonomi, munculnya perasaan terpinggirkan dan adanya ketikadilan. Masyarakat pun mudah terpancing emosi dan amarahnya. Semua perasaan itu terakumulasi dan menjadi satu. Ketika tepicu, semua itu terlampiaskan kepada pihak - pihak yang mereka anggap meminggirkan dan merugikan mereka dan meletus dalam bentuk kerusuhan sosial sebagai bentuk kekecewaan kepada pemerintah dan kalangan ekonomi mapan.
Solusi Islam
Berbagai kerusuhan massa dan konflik sosial yang terjadi membuktikan bahwa sistem yang ada telah gagal melindungi masyarakat dan membangun integrasi sosial.
Dalam membangun integrasi sosial, diantaranya islam telah menghilangkan sekat perbedaan antara manusia karena ikatan primordial, ashabiyah, suku bangsa, warna kulit, bahasa, jenis kelamin, dsb. Islam memandang bahwa ikatan semacam itu adalah ikatan jahiliyah yang menyebabkan kesengsaraan bagi umat manusia dan harus ditinggalkan.
Sebagai gantinya, islam menempatkan akidah sebagai pemersatu umat manusia. Dari sinilah terbangun ikatan ukhuwah Islamiyah dengan landasan keimanan. Perwujudan dari ukhuwah islamiyah itu adalah adanya syariat unuk menjaga kehormatan dan keamanan sesam muslim \. Haram hukumny bagi muslim untuk menyebarkan fitnah, menghasut apalagi menyerang dan merusak harta dan jiwa saudaranya. Mengancam keselamatan sesama muslim apalagi sampai membunuhnya adalah perbuatan yang tercela. Oleh karena itu konflik horisontal yang sekaranggnyang tidak dibenarkan oleh islam dan tidak boleh terjadi.
Maka sudah saatnya memupuskan terjadinya konflik sosial di tengah - tengah masyarakat kita dengan jalan menerapkan syariah islam.
Tingginya jumlah kerusuhan massa di tanah air merupakan cermin buruknya kehidupan sosial masyarakat. Ikatan antar anggaota masyarakat amat rapuh dan sikap menghormati antar sesama amat rendah. Warga bahkan para pemuda sekarang mudah dan gampang tersulut amarahnya, bahkan tidak segan - segan melakukan anarkisme bahkan pembunuhan. Masalah sepele saja bisa memicu konflik antar warga atau antar golongan pemuda. Saling ejek, saling senggol, bahkan masalah perempuan bisa menyulut bentrokan, dan akhirnya berujung tragis.
Seiring pecahnya konflik massa itu menunjukkan bahwa kohesi sosial yang diperlukan dalam integrasi sosial itu tidak terjadi. Artinya, di tengah - tengah masyarakat terjadi disintegrasi sosial. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa nilai - nilai dan sistem sekuler kapitalisme demokrasi yang eksis saat ini telah gagal melebur masyarakat dan membangun integrasi sosial.
Bukan Dominasi Isu Agama
Dari fakta berbagai kerusuhan dan konflik massa yang terjadi, berikut faktor pemicunya ternyata bukanlah didominasi isu agama. Bisa dikatakan isu agama amat jarang menjadi pemicu konflik. Fakta yang ada menunjukkan faktor agama lebih sering dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
Konflik yang terjadi justru kebanyakan disebabkan faktor lain selain faktor agama. Faktor solidaritas kelompok secara buta, premanisme, kepentingan politik atau ekonomi, ketidak adilan, perasaan terpinggirkan, ketimpangan ekonomi, dll, kerap menjadi pemicu meletusnya bentrok massa. Premanisme termasuk fakto yang sering menjdai pemicu perjalinan dengan kepentingan ekonomi, perebutan wilayah, seperti berebut lahan parkir, dsb. Keterlibatan para preman hampir saja selalu tercium dalam setiap kerusuhan dan bentrokan yang terjadi.
Faktor lain adalah faktor depresi karena tingginya tekanan hidup akibat himpitan ekonomi. Begitu pula adanya kesenjangan ekonomi, munculnya perasaan terpinggirkan dan adanya ketikadilan. Masyarakat pun mudah terpancing emosi dan amarahnya. Semua perasaan itu terakumulasi dan menjadi satu. Ketika tepicu, semua itu terlampiaskan kepada pihak - pihak yang mereka anggap meminggirkan dan merugikan mereka dan meletus dalam bentuk kerusuhan sosial sebagai bentuk kekecewaan kepada pemerintah dan kalangan ekonomi mapan.
Solusi Islam
Berbagai kerusuhan massa dan konflik sosial yang terjadi membuktikan bahwa sistem yang ada telah gagal melindungi masyarakat dan membangun integrasi sosial.
Dalam membangun integrasi sosial, diantaranya islam telah menghilangkan sekat perbedaan antara manusia karena ikatan primordial, ashabiyah, suku bangsa, warna kulit, bahasa, jenis kelamin, dsb. Islam memandang bahwa ikatan semacam itu adalah ikatan jahiliyah yang menyebabkan kesengsaraan bagi umat manusia dan harus ditinggalkan.
Sebagai gantinya, islam menempatkan akidah sebagai pemersatu umat manusia. Dari sinilah terbangun ikatan ukhuwah Islamiyah dengan landasan keimanan. Perwujudan dari ukhuwah islamiyah itu adalah adanya syariat unuk menjaga kehormatan dan keamanan sesam muslim \. Haram hukumny bagi muslim untuk menyebarkan fitnah, menghasut apalagi menyerang dan merusak harta dan jiwa saudaranya. Mengancam keselamatan sesama muslim apalagi sampai membunuhnya adalah perbuatan yang tercela. Oleh karena itu konflik horisontal yang sekaranggnyang tidak dibenarkan oleh islam dan tidak boleh terjadi.
Maka sudah saatnya memupuskan terjadinya konflik sosial di tengah - tengah masyarakat kita dengan jalan menerapkan syariah islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar